Akhir-akhir ini saya sedang sering berlari. Berlari dikejar
tenggat waktu untuk mengumpulkan laporan PLA (Program Latihan Akademik) alias
magang yang telah saya jalani selama 8 pekan di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas
III Bandung. Saya menjalani proses magang karena itu adalah sebuah kewajiban dari
jurusan saya tercinta. Psikologi UPI. Hiks 4 sks bro. kemudian sekarang saya
sudah memasuki bulan ke tiga dari semester 8, dan saya belum menyentuh skripsi
saya sama sekali karena perkara ini. Well…. Mungkin seharusnya saya bisa
mengerjakan keduanya sekaligus. Tapi apa mau dikata… ternyata saya tidak ingin
mengerjakan keduanya sekaligus.
Dan di sini, sekarang… Saya ingin membuat sebuah pengakuan. Sesungguhnya,
lari dikejar due date alias tenggat waktu ini sangat… hm. Saya kesulitan
menemukan kata yang tepat. Sangat apa yah. Sangat menegangkan? Er. Aneh juga.
Sangat menyenangkan? Boro-boro. Tapi… mungkin kombinasi keduanya. Saya suka
berlari dikejar due date karena ternyata.. itu memacu adrenaline saya.
Kasian amat yah. Memacu adrenaline dengan cara seperti ini. Seharusnya
saya melakukan aktivitas fisik yang nyata. Mungkin panjat tebing, melakukan
bungee jumping atau jatuh cinta. Kan itu nyata yah memacu adrenaline. Daripada
berlari dikejar due date… But seriously, ketika dikejar due date, saya pikir…
banyak hal yang awalnya tidak terpikirkan oleh saya akhirnya keluar dari
lapisan cerebral cortex. Bahaha. Tuh kan. Lihat. Saya menulis ini lagi-lagi di
antara due date bimbingan laporan dengan Ibu Jannah besok pagi pukul 10 dan
saya malah menjalani komitmen saya dengan Hani. Menjalani komitmen perkara 30
hari menulis ini, sambil mengingat detail-detail kecil dari pelajaran yang saya
terima di kelas… neurologi. (kalau nggak salah inget neurologi. Yah, kalau
bukan neurologi mungkin kelas biopsikologi. Hm. Sesuatu pokoknya)
Nah, karena mengingat detail dari yang saya pelajari di
kelas, saya jadi sedikit penasaran… bagaimana bisa otak bekerja dengan lebih
cepat dan efisien ketika dikejar due date. Otak kan… penentu pola perilaku
manusia yah, pusat penentu kepribadian manusia. (karena penentu kepribadian
manusia itu kalau nggak salah ada di bagian otak depan… sampai otak tengah. Namanya
itu tenstesefalon? Ah sesuatu tentang itu pokoknya. Jadi kalau dia… bekerja
lebih cepat ketika dikejar due date, dalam tekanan, dalam sebuah jeratan..
berarti si otak ini… agaknya eskapis yah. An escape artist. Karena secara ajaib
selalu menemukan cara untuk bertahan dan menyelesaikan hal-hal, ketika waktunya
hampir habis. Ketika dalam kondisi terdesak.)
Er. Tapi mudah-mudahan, si otak yang ternyata punya
simtom-simtom eskapis tadi… tidak banyak mengantarkan saya pada penyesalan
karena hal-hal yah. Penyesalan karena terlambat mengakui, atau terlambat
melakukan hal-hal. Sebenarnya saya ini sedang membahas apa ya? Duh otak. Berlari
dikejar due date. Semacam kejar daku kau kutangkap. Norak. Tapi suka. Eits..
bahahahaha.
Sampai jumpa lagi besok. See you when I see you.
No comments:
Post a Comment