Sunday 20 April 2014

Day 5. Arcana Major III: The Empress

"The mother is everything - she is our consolation in sorrow, our hope in misery, and our strength in weakness. She is the source of love, mercy, sympathy, and forgiveness. He who loses his mother loses a pure soul who blesses and guards him constantly." -- Kahlil Gibran

Neng Isye the First Lady is literally the best woman I know. She’s just…. Too…… Hm. Saya kesulitan menemukan kata yang tepat. Ibu saya terlalu apa ya? Terlalu baik? Kata itu pun sepertinya kurang tepat mendeskripsikan Neng Isye, cintaku. Cinta dalam hidupku. Bahahahaha.. betapa love of my life terdengar picisan dalam bahasa sendiri. Neng Isye itu perempuan cantik dengan tatapan jutek.. jutek tapi adiktif ih. Ampun~ Butuh bukti? Ini dia. Mahahahaha..
 
Neng Isye The First Lady
Neng Isye selalu mendahulukan kebutuhan dan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri. Jangankan orang terdekatnya seperti keluarga, kepada tetanggapun Neng Isye sayang. Neng Isye seperti matahari yang nggak takut kehabisan energi ketika membagi-bagikan kasih sayangnya tanpa pamrih buat orang-orang yang ada di konstelasi semestanya. Neng Isye adalah alasan kenapa ada lirik lagu, “hanya memberi tak harap kembali…”

Neng Isye itu. Hm. Neng Isye itu ibu yang kerap masuk ke kamar saya tanpa mengetuk, sekedar untuk memastikan saya masih bernafas. Sering kali ketika melihat saya sedang membaca buku, Neng Isye akan merajuk minta diceritakan isi bukunya. Ketika saya menolak, Neng Isye akan tidur di samping saya dan memeluk saya sampai saya berhenti membaca. Memberikannya atensi sepenuhnya, dan pada akhirnya kami akan tertawa bersama. Neng Isye juga keras kepala. Neng Isye sering kali memaksa untuk duduk menemani saya yang dikejar due date ini itu. Neng Isye akan duduk terkantuk-kantuk di sebelah saya yang menatap laptop. Melihat itu saya akan memegang perutnya yang empuk dan merayunya untuk beristirahat dengan nyaman di kamarnya dan mempercayakan due date ini itunya pada saya sendiri. Neng Isye juga kerap kali meminta saya untuk mengecilkan volume ketika saya sedang larut dengan distorsi Bapak. Tapi kemudian diam-diam tidur dengan backsound Sad But True. Lalu secara ajaib lagu latar tidurnya akan beralih ke lagu-lagu dari the cranberries atau kaki king yang biasa saya dengarkan sambil mengerjakan ini itu… atau… tiba-tiba mendengarkan postrock. Ibu saya suka el ten eleven. -_-

Selain itu.. apa yah. Neng Isye suka Dude Herlino. Hm. -_- selera ibu sih teorinya gitu, Dude Herlino. Tapi yakin deh waktu muda ibu cenderung jatuh cinta pada.. hm.. tipe.. siapa yah. Bucek Depp? Bahahahahaha. Duh kayaknya kalau Neng Isye tahu saya menulis ini, dia akan menjitak saya dan memotong jatah jeruk saya minggu depan.

Ah Neng Isye the First Lady… Saya kurang bisa menemukan kata yang tepat untuk mendeskripsikan Ibunda. Satu hal yang pasti, dia gravitasi saya. Dia adalah tulang punggung dan tulang rusuk saya.

Bima, Ibu, Bani. Segitiga Phytagoras.


Dibuat dengan lagu latar : the cranberries – animal instinct. on repeat.

No comments:

Post a Comment