Friday 26 February 2016

57 Hari Kemudian di Sudut Semestanya

Hari berlalu dan minggu berganti setelah terakhir kali dia menulis surat. Dia sekarang genap berusia 24 tahun. Beberapa waktu sebelum hari ulang tahunnya, dia pergi menemui manusia berjas putih yang ahli mengintip bagian dalam organ tubuh  manusia. Katanya di telurnya ditemukan bagian dari dirinya yang seharusnya tidak ada di sana. Karena itu, dia disarankan untuk menelan obat yang memanipulasi sistem di tubuhnya. Agar produksi sesuatu tidak terlalu sesuatu yang mengakibatkan badannya jadi sesuatu. Begitu katanya.

Oke. Dia tidak ingin terlihat tidak baik-baik saja. Oleh karena itu sampai detik ini dia berusaha untuk menulis sesuatu yang lucu, tentang bagaimana dia menahan tawa ketika memperhatikan hal-hal absurd yang dipajang oleh manusia berjas putih itu di ruang tunggu,  tentang satu efek samping absurd dari sekian efek samping yang menyeramkan. Tentang bagaimana dia berusaha untuk tetap menemukan hal-hal lucu untuk dia tertawakan di sela-sela hal yang merisaukan. Tapi dia tidak menemukan susunan kata yang pas untuk hal-hal lucu itu. Dia tidak bisa menampilkan hal lucu yang dia reka di kepalanya. Sungguh.

terlalu ke kiri dan belepotan karena tangan basah, tapi begini adanya.......
Begitulah, akhirnya dia sadar sampai usia ini pun masih sering berlari. Kabur seperti anak kecil. Dulu garang. Menyalak. Sekarang tertawa. Bercanda. Itu yang akan dia lakukan ketika alarm bawah sadanya berdering untuk memperingatkan bahwa ada sesuatu yang mungkin akan menyakitinya. Mendengar dering alarm, dia akan memperhatikan sekeliling lalu mencari bahan untuk tertawa, setelahnya pergi. Tidak pasti ke mana. Dulu dia pergi bermain dengan arketip tokoh dongeng laki-laki favoritnya. Lalu dia pergi bermain dengan warna dan menanam pohon di mana pun dia mau, di antara percakapan atau untuk mengenang percakapan. Lalu dia pergi ke taman dan menghabiskan waktu dengan Gabrielle sambil bercerita hal-hal lewat nada-nada monokromatik yang itu-itu saja. Kemudian sekarang dia berlari dan menghabiskan energinya di lantai; mengangkat kaki, duduk di kursi bayangan, berpura-pura terbang dan lain-lain.

Berlari. Dia masih kerap berlari ketika ia merasa tamengnya akan luruh di depan orang-orang. Bahkan di depan mereka yang dia sayangi. Kadang dia lupa, bahwa dia, lagi-lagi, bukan perawan perak, si Joan of Arc. Kadang dia lupa kalau dia juga perlu dijaga dan perlu untuk dielus ketika dia jatuh atau sakit. Ketika dia takut atau dia sedih. Kadang dia lupa bahwa manusia selalu seperti koin. Memiliki dua sisi. Tapi dia melulu menampilkan satu sisi sehingga menampilkan sisi lain yang bersebrangan membuatnya merasa tidak aman. Membuatnya semakin khawatir. Dia lupa bahwa bersikeras hanya menampilkan satu sisi dan menyembunyikan sisi lainnya akan melukai mereka yang dia kasihi dan mengasihinya ketika mereka melihat kenyataannya. Dia lupa bahwa sikapnya yang keras untuk terus menampilkan satu sisi itu malah membangun jarak dengan mereka. Dan……. Jarak kadang membuatnya merasa sepi.

Sepi adalah makanan favorit si monster alam bawah sadar yang tinggal di bawah kasurnya. Monster itu akan menyelinap dan membisikkan mimpi-mimpi yang menghantui tidurnya. Mimpi tersesat, diawasi ketika telanjang di ruang pribadinya, dan jatuh lalu lukanya terus mengeluarkan darah. Tapi dia tidak ingin terus begitu. Dia ingin belajar lagi. Tentang menerima. Tentang menghargai dan tentang percaya. Iya dia luka dan dia sakit. Keduanya adalah kemungkinan tidak bisa dihindari. Tapi meratapinya adalah opsi. Dan dia tidak mau mengambil opsi itu. Oleh karena itu, dia akan belajar lebih berani untuk menunjukkan sisi-sisi gelap yang biasanya jadi energinya untuk berlari kepada mereka yang dia kasihi dan rasa-rasanya mengasihinya juga. Untuk merasa yakin bahwa mereka akan ada, ketika dia ada di titik yang membuatnya gelisah dan takut. Mereka akan ada dan menemaninya melalui itu. Mereka akan menularkan hal-hal positif dan membantunya. Semoga.

p.s: the power of anak-anak~ menghabiskan waktu dengan mereka rasanya seperti pain killer. Alhamduliilah. Aku ingin makan jeruk sambil nonton Bima, Rayyaan, Auva dan Sabian main lari-larian di halaman depan kantor. Aku ingin lihat Sabila sehat…. Nggak berkabut.
p.ss: belajar bareng anak laki-laki kecil dengan pride yang luar biasa membuat aku~ makin~ belajar mengada dan berada~ Eh, ngomong-ngomong, kamu ada dulu baru mikir, atau kamu mikir dulu baru kamu yakin kamu ada?
p.sss: “I can bring tears to your eyes, and resurrect the dead. I’m form in instant but last in lifetime. What am I?” Ed Nygma.
p.ssss: Semoga selalu diberkahi nikmat sehat, selalu dilingkupi cahayaNya, ada dalam berkah kasih sayangnya di mana langkah yang kamu pijak penuh kebaikan dan membawa kebaikan bagi yang lain..
p.sssss: ditulis dengan lagu latar: silampukau – aku duduk menanti, sore – cermin, palmz – we loved well, alvvays – party police.
p.ssssss: peluk.