Tuesday 18 December 2012

Interpretasi Dunia dalam Cinta


HAI! apa kabar? Inget gak, tugas filsafat saya soal jatuh cinta yang nilainya C? Nah, ini semacam lanjutannya. Entah nilainya akan apa. Selamat membaca teman-teman :)


Isti Fatimah Nur Asyabani
1002060
Psikofenomenologi
Psikologi A
Rabu, 19 Desember 2012

Interpretasi Dunia dalam Cinta
                Sebelum membuka pembahasan ini, ingin saya tekankan sebelumnya. Menurut saya, cinta itu energi. Sesuatu yang tidak akan mati, hanya berubah pola dan wujudnya. Bersaturasi, menjadi sesuatu yang lain, tapi jika diurai intinya tetap sama. Cinta adalah salah satu pintu kelahiran yang baru selain garba ibunda. Cinta adalah esensi, oleh karena itu dia bisa bertransformasi menjadi berbagai hal. Menjadi manifestasi dari usaha. Dia mutlak, tapi bentuknya tidak selalu sama.
                Lalu bagaimana individu menginterpretasikan dunia dengan kacamata yang mereka sebut jatuh cinta dan patah hati adalah sebuah fenomena yang menarik untuk dibahas dan diperhatikan. Pertama ingin saya tulis sebelum membahasnya dengan lebih lanjut : jatuh cinta dan patah hati adalah sebuah siklus. Seperti hujan.
                Nah, bagaimana rasanya menyadari bahwa kita digerakkan oleh cinta (baik dalam keadaan jatuh cinta ataupun patah hati) merupakan pengalaman personal bagi setiap individu. Bagaimana mereka menerjemahkan dan menghayati partikel tuhan yang ada di objek yang menjadi sasaran dari jatuhnya cinta mereka. Dunia dan gravitasinya diinterpretasikan berbeda oleh tiap individu yang sedang menyadari bahwa pusat dunia bukan dia. Tapi objek yang dia jatuhi cinta. Objek yang menjadi pusat dari semua energi yang dia keluarkan. Jadi, bisa dikatakan bahwa jatuh cinta adalah memfokuskan energi pada objek tersebut. Menjadikannya sebagai gravitasi. Alasan dibalik perlakuan. Alasan dibalik usaha, dan alasan dibalik perilaku. Menjadikannya sebuah tujuan.
                Nah, karena cinta adalah energi, maka sifatnya adalah merdeka. Bebas. Konstan. Tetapi manusia pada dasarnya memang butuh klarifikasi dan pengkotakkan meskipun menolak untuk hidup didalam kotak. Oleh karena itu manusia secara refleks menolak segala sesuatu yang sifatnya abu-abu. Membuat semuanya ada didalam ranah abu-abu sebagai sesuatu yang ambigu, tidak umum, tidak pasti. Dan segala sesuatu yang tidak pasti merupakan salah satu sumber kecemasan karena menimbulkan terlalu banyak spekulasi.
                Kenapa manusia cemas? Karena manusia yang tidak terima mereka memiliki hasrat untuk memiliki dan cemburu. Pada dasarnya segala hasrat tersebut membuat manusia merasa tidak manusiawi dan seperti binatang. Pada akhirnya manusia mengglorifikasikan bahwa semua itu (kecemburuan, iri hati, dll) adalah manifestasi dari dari cinta.
                Kecemburuan yang terjadi, yang dianggap merupakan manifestasi dari cinta, pada akhirnya melahirkan perasaan baru. Yaitu perasaan tidak nyaman, tidak aman. Oleh karena itu manusia berusaha untuk mencari rasa aman dengan cara mengikat objek yang mereka jadikan gravitasi atau pusat energi cinta mereka. Padahal cinta berdiri sendiri, tanpa nafsu, cemburu, dll. Cinta bukan barang, oleh karena itu tidak bisa dikuasai. Dia bergerak bebas.
                Dilain pihak, ketidaknyamanan sebenarnya merupakan alat, atau fase yang memang harus dilalui manusia untuk lebih mengenali diri sendiri. Ketidaknyamanan yang merupakan hasil dari konflik adalah kunci dari kesadaran. Ketika kita makin sadar, mengenai apa yang kita rasakan, apa yang kita pikirkan, apa yang kita jalani, dan apa yang akan atau ingin kita jalani, adalah sebuah kunci. Kunci untuk menjadi pribadi yang sadar. Menjadi pribadi yang mawas diri.
                Oleh karena itu, seperti yang telah saya tulis diatas : Cinta adalah pintu kelahiran manusia yang lain, selain garba ibunda. Karena cinta dan segala proses dan rasa yang terjadi diantaranya membuat kita makin memahami diri sendiri. Diantara konflik tersebut, proses belajar terjadi dengan alami. Dan dari belajar, lahir potensi lain. Cinta adalah pintu kelahiran dari kesadaran, yang memungkinkan untuk menjadi alasan manusia lahir dari garba ibunda. Karena cinta adalah sebuah siklus. Berputar.
                Ketika individu mampu memahami dan menerima semua konflik yang dirasakannya, maka dia akan mampu memahami konflik yang dirasakan orang lain. Ketika mampu memahami, dia akan mampu untuk berempati, dan akhirnya tahu apa yang harus dilakukan untuk menanggulanginya. Menjadi individu yang bisa berguna untuk komunitas sejatinya adalah individu yang baik. Itulah glorifikasi yang diharapkan dari energi cinta. Membangun komunitas yang lebih sadar. Memahami kesadaran yang kolektif, lalu bersama-sama berevolusi. Sebuah revolusi yang tidak dekstruktif.


p.s : ditulis dini hari. dengan backsound death cab for cutie - i will possess your heart.
p.s.s : desember tahun lalu manis sekali. desember tahun ini rasanya sadar :)
p.s.s.s : maaf, bukannya lupa. tapi akhir-akhir ini terlalu sering menghabiskan waktu di galaksi lain.