Friday, 7 September 2012

breath of life


          So, ini seri berikutnya dari #30haripersonalsoundtrack. sambil menulis ini, if these trees could talk - breath of life, ada di kondisi repeat. 
        semesta dan Dia yang ada dibaliknya itu menurut saya Maha humoris dan menyenangkan. disuguhinya kita humor yang ga ada habisnya. kadang humornya pahit dulu, baru lucu. kadang asem dulu, lalu ga bisa berhenti ketawa. kadang langsung lucu, vulgar, blak-blakan. sevulgar humor sule dan styrofoam. -_- #maap.
semesta juga menawarkan kita banyak drama dengan scriptwriter yang ga pernah bosen bikin kita tarik nafas panjang. entah itu tarik nafas panjang setelah menangis, atau malah setelah tertawa terlalu banyak. seperti kata tweet dwi lukita beberapa waktu yang lalu: "Yang ga adil itu, semesta selalu menjadikan kita bahan lelucon. Pas kita mau bales, itu jatohnya jadi 'scenario that will never happen' :)"
        di bumi, bagian belahan bandung, ada dua anak perempuan yang terikat tali tak terlihat. yang satu memancarkan ketenangan, kebijakkan dan ketegasan setara anaknya mahatma gandhi, dan yang satu lagi memancarkan apa? -_- spektrum abu-abu wangi kopi dan batang pohon basah kena air hujan dan bias-bias cenayang.
       aghnia nurisyabani sama isti fatimah nur asyabani lahir ditanggal yang sama, zodiak yang sama, nama belakang yang sama, tapi dari keluarga yang berbeda menjalani cerita yang 180 derajat bedanya.
aghnia nurisyabani baru menikah beberapa hari kemarin.  lalu, beberapa hari yang lalu isti bani baru aja beli tas mbe.
aghnia dianter suami ke kampus, isti bani ngumpulin duit receh berharap jadi sejuta.
aghnia udah jadi istri orang, isti bani masih suka bilang gini sama ibu, "ibu... mau tinggal lagi diperut ibu." ._.
aghnia mungkin udah seduhin kopi buat suaminya. isti bani masih seduh buat diri sendiri.
*hm..............*  straight face dulu sedetik.
aaaaaak. ga kepikiran juga sih nikah :))
benerin dulu itu intimacy issue-nya, isti bani. baru nikah MWHAHAHAHA.

Isti bani alias tunas bangsa, sebagai sesama aquarius yang lahir di tanggal yang sama tentu saja ikut senang buat aghnia. yeaaay~


p.s: selamat aghnia, semogaaaaaaa menjadi keluarga dan pasangan yang berbahagia ngga cuma di bumi, tapi disana juga ya :)
pss: *tsudah, makan dulu tsanah ._.

Monday, 13 August 2012

Ain't My Bitch


Halo, homo sapiens~
Jadi hari ini saya akan menulis lagi untuk #30haripersonalsoundtrack. Nggak sepenuhnya 30 hari berturut-turut juga sebenernya, tapi gak apa-apa lah ya. Yang penting kan niatnya.
Hohoho. This is the real soundtrack of my life.

Lagu ini adalah track pertama dari album Load yang dirilis tahun 1996. Berarti pas album ini dirilis, mungkin saya baru belajar naik sepeda roda dua. But that’s not really the point. Bagi saya, lagu ini punya kekuatan ajaib. Sangaaaaaat ajaib.

Mungkin suatu hari nanti ketika saya sudah menjadi salah satu orang yang berguna dan bisa membantu banyak orang, bermanfaat dan menginspirasi, seorang wartawan akan datang, lalu bertanya “Jadi, bagaimana cara Anda untuk meningkatkan motivasi untuk melanjutkan apa yang Anda kerjakan? Saat seolah-olah semesta tidak mendukung anda, Isti Bani?”
Saya tidak akan langsung menjawab pertanyaan itu. Untuk mendramatisir suasana, mungkin saya akan menatap kejauhan, doing what people would interpret as menerawang-masa-depan atau mengenang-masa-lalu thingy.
Setelah beberapa detik melamun yang direncanakan itu, saya akan tersenyum sedikit untuk memberi kesan syahdu, lalu akan menjawab sambil menahan tawa kecil, “Biasanya saya akan mendengarkan sebuah lagu.”
Nah, wartawan yang penasaran itu akan bertanya lagi, mengharapkan saya menyebut sebuah judul lagu yang manis, “Lagu apa tepatnya?”
Nah, I will look her/him in the eyes, and said it, whisper, romantically. “Ain’t My Bitch – Metallica.”

….
….
….

Pause beberapa detik. Saya mungkin akan menahan tawa melihat reaksi apapun dari wartawan itu. Sudah dapat ditebak pertanyaan berikutnya adalah mengapa bisa lagu itu menjadi penyemangat saya.

itu yang di gelas papa het dan om dave bukan beer kok, tapi teh manis~
Nah ini kan Papa Het sama temen-temennya pulang tour, tapi ngantuk. Jadi aja seblay mukanya.

LIAT PAPA AKU! kalau kata banci salon mah gini : "ih cakrabirawa." artinya kira-kira: "cakep banget :("

Kemudian saya akan menghabiskan kira-kira 1 sks atau 50 menit untuk menjelaskan pada wartawan imajiner di kepala saya barusan, bahwa metallica have been the music of my life… since I was in the elementary school. And yes, that song… ain't my bitch selalu menjadi penyemangat saya.
Saya selalu berimajinasi bahwa James Hetfield sebenarnya adalah ayah saya. Karena urusan Federasi metal internasional, saya harus dijauhkan dari papa (-imajiner) saya itu, karena bisa saja musuh-musuh dan saingan Papa Het di dunia metalhead akan menggunakan saya—disini berperan sebagai gadis manis kecil fragile—sebagai media untuk menghancurkan karir Papa Het yang gemilang. Bhahahahahaha.

Nah, setiap saya sedih, males mengerjakan tugas kuliah, or what so ever they call not in the mood, or PMS thingy, saya akan mendengarkan lagu ini. dengan durasi 05:04 kekuatan ajaibnya akan bekerja, di lagu ini saya merasakan kalau Papa Het teases me for being coward, useless,… and so somehow —in some twisted way work of my brain’s cell—I interpret this song like this:

Headstrong = neng, kamu teh kan keras kepala…

What's wrong? = kenapa atuh sekarang nyerah?

I've already heard this song before = kayaknya kamu udah pernah deh menghadapi yang lebih dari ini.

You've arrived, but now it's time = nah jadi, mana semangatnyaaaa? *teriak ala papa james*

To kiss your ass good-bye = masalah gitu doang mah lah neng, dalam satu kedip juga selesai. Hadapi, neng~ hadapi dengan kepala dingin!

And now it's time to kiss your ass good-bye = ayo semangat dan jadi last man standing, neng!



Lalu setiap di akhir lagu, sebelum melodi akhir, Papa Het teriak gini, “Aint my~ my~ my~ bitch!” Di telinga saya kedengerannya kaya gini: “neng, anak Papa mah gak gitu ah! anak Papa mah survival!”
Meskipun Papa Het semacam Bang Toyib soalnya gak pulang-pulang, sudah gak kehitung lagi berapa kali lebaran, tapi saya sebagai his (imaginary) daughter akan selalu wish him all the best. Berdoa terus sama Tuhan yang Maha Romantis kalau suatu hari nanti ada keajaiban dari langit yang bisa membawa Papa Het kembali pulang dan saya bisa nangis di venue pas doi dan om-om personil metallica yang lain mulai intro lagu Nothing Else Matter.
Banjir air mata pas verse. What a sweet reunion. :)))


p.s: :| yea, you may think I am kind of odd, having some odd thinking, odd believe. tapi yang penting kan, So close no matter how far ~ Couldn't be much more from the heart ~ Forever trust in who we are~ And nothing else matters~  HAHAHAHA!
p.ss: thank you, dear Papa Het. Ayah Imajiner yang melengkapi pelajaran yang diberikan oleh Ayah biologis saya. Menunjukan kepada saya jalan mana yang seharusnya tidak saya tempuh. Atau jalan mana yang harus saya tempuh. Terimakasih untuk semua pelajaran melalui lirik lagunya. Terimakasih telah mengingatkan pada saya, untuk belajar memafkan diri sendiri dan mengingatkan kalau saya tidak mungkin tersesat jika tidak tahu jalan mana yang saya tuju.

Friday, 29 June 2012

Kekayaan Nusantara : Kopi




                 Saya menulis ini tanpa kopi. Kopi saya sudah habis, tinggal menyisakan dedaknya saja. Dan saya belum ada niatan untuk menyeduh kopi toraja arabika persediaan dirumah lagi. Mungkin karena saya sudah minum espresso hari ini, dan jantung saya berdegup lebih cepat dari biasanya. Oke, mari kita mulai dengan sedikit serius.
                Ketika sebuah pertanyaan dilemparkan pada saya, “Menurut kamu, yang paling Indonesia itu, apa?”. Maka yang pertama kali terlintas dikepala saya adalah kopi. Kenapa kopi? Em… Indonesia adalah negara kepulauan terbesar didunia, dengan jumlah pulau yang tercatat sebanyak 13.487.  Terletak diantara dua benua dan dua samudera menjadikan Indonesia tempat yang sangat potensial. Potensial untuk berbagai hal. Salah satunya untuk menanam kopi. Bahkan dari kedua spesies yang paling terkenal, yaitu arabika dan robusta. Dengan kondisi Indonesia yang beriklim tropis dan berbukit kopi tumbuh dengan subur dan menghasilkan varietas yang tidak bisa dianggap remeh kualitasnya.
                Dari Sabang sampai Merauke tersebar jenis-jenis kopi yang rasanya sangat khas. Saya tidak akan langsung membahas kopi luwak yang saat ini sangat terkenal dimana-mana. Rasa-rasanya jangan mengaku peminum kopi yang kekinian jika belum mencoba kopi luwak yang harganya lebih mahal jika dibandingkan dengan kopi lain.
                Saya beberapa kali bertamasya, keliling Indonesia. Tidak secara langsung, tapi dari kopi-kopi khas dari pulau-pulau Indonesia yang saya dapatkan dari kerabat atau teman yang mengetahui kegemaran saya terhadap kopi. Pertama, dari pulau Sumatera saja, ada kopi Mandailing, Lintong dan Gayo. Saya sangat suka kopi Gayo. Diseduh dengan tambahan gula merah. Membayangkan aromanya saja saya sudah tersenyum. Entah mengapa kopi gayo mengingatkan saya pada wangi tanah pasca hujan.  Secara ajaib sangat romantis. Lalu di pulau jawa, terkenal dengan kopi jawa atau di mancanegara mungkin kopi java. Salah satu pengolah kopi jawa favorit saya: Kopi Banceuy. Wah…. Menghirup aroma kopi robusta banceuy itu seperti curi hirup wangi surga. Atau masuk ke mesin waktu dan minum kopi dijaman kolonial Belanda dari beranda perpustakaan milik Gubernur Batavia.
                 Ada satu jenis kopi jawa yang belum pernah saya coba. Yaitu Kopi Lanang. Lanang berarti pria, dan menurut kabar yang tersebar diudara, kopi lanang bisa meningkatan vitalitas pria.  Nah, kira-kira itu adalah alasan mengapa saya selalu mengurungkan niat untuk mencoba kopi lanang. Karena saya enggan untuk meningkatkan vitalitas saya, di…. Ya you know exactly what I mean, right? :|
                Maju sedikit ke pulau bali dan sekitarnya, ada Kopi Bali atau kopi kintamani. Kopi yang tumbuh di Bali rata-rata spesies arabika. Entah kenapa kopi dari spesies arabika rata-rata mengingatkan saya pada tanah. Tapi kopi kintamani wanginya lebih menyerupai pada buah-buahan tropis. Menyeduh kopi kintamani rasanya sangat hangat, dan mengingatkan saya pada opini seorang warga negara Perancis  rekan kerja kerabat saya, yang berkomentar: “Indonesia, where the people always nice and friendly.” Itu pula yang saya rasakan saat meminum kopi kintamani, rasa-rasanya seperti keramahan tuan rumah yang tidak boleh disia-siakan.
                 Lalu, saya akan melompat ke Bumi Cendrawasih, Papua. Papua menghasilkan kopi yang lebih dikenal dengan nama kopi wamena. Meskipun saya lebih menyukai spesies robusta jika dibandingkan dengan arabika, harus saya akui, kopi wamena arabika wanginya sangat khas, dan after tastenya lebih manis. Minum kopi wamena rasa-rasanya seperti menikmati kecantikan paras perempuan muda.
                Sepulang dari Papua, saya akan singgah di Sulawesi. Sudah jelas kan, sebagai peminum kopi bagaimana mungkin saya tidak menyebut tana toraja sebagai produsen kopi berkualitas yang tidak bisa dipandang sebelah mata jika dibandingkan dengan kopi-kopi dari pulau lain. Robustanya sangat menggoda iman. Wangi sekali. Menyeduhnya mengingatkan saya pada hutan hujan. Hutan hijau dan tenang yang merupakan produsen oksigen dan penyerap monoksida demi kelangsungan hidup manusia, yang notabene adalah virus terbesar dan inang paling rakus yang ada di bumi.
                Berbicara soal tenang, kopi memicu produksi dopamine. Dopamine adalah neotransmitter yang mempunyai peran mengatur emosi dan mood. Jadi rasanya wajar saja pasca kopi, saya merasa lebih humoris dan tepat guna.
                Kalau ditelaah lebih jauh, kontribusi kopi di Indonesia bukan hanya membuat masyarakatnya menjadi lebih humoris dan produktif. Tapi kopi adalah sebuah komoditas yang sangat menjanjikan. Celah usaha yang sangat manis. Dengan satu-satunya produsen kopi luwak di dunia, (oke, akhirnya saya membahas kopi luwak lebih jauh K), dengan produksi yang unik karena membutuhkan kontribusi dari Luwak yang memakan biji kopinya terlebih dahulu. Saya pernah mencoba kopi luwak dua kali. Dirumah seorang teman yang secara histeris memberi kabar  pada saya, bahwa dia dikirimi kopi luwak. Oleh karena itu, saya dijamu dirumahnya. Untuk minum kopi. Lalu setelah saya mencobanya….. menurut saya, rasa kopi luwak itu manis. Selesai. Tidak ada deskripsi lebih lanjut. Dan percobaan yang kedua pun begitu. 
       Jika suatu hari saya terkenal, dan dalam sebuah kesempatan diwawancarai mengenai kopi, “Jadi, bagaimana pendapat anda soal kopi luwak, Isti Bani?”
 Saya akan menjawab, “Enak.”
Lalu mungkin dia akan bertanya lagi, “Itu saja?”
Saya akan memasang pose the thinker, lalu berkata dengan serius, “Manis.”
Kemudian jurnalis tersebut akan mengalihkan topik kopi luwak itu ke hal lain yang lebih penting mungkin politik dunia, atau album kolaborasi metallica dengan lou reed.
Er.. saya meracau lagi ya? Oke kembali ke topik awal. Tadi apa? Komoditas ya. Kopi menjadi komoditas yang menjanjikan. Menurut berita, ekspor kopi luwak dari Indonesia menyebar hingga 18 negara. Dengan harga yang tidak main-main. Juni 2012 tercatat bahwa harga kopi luwak mencapai Rp. 7.000.000,00/kg-nya. Dan jenis kopi Indonesia lain yang juga di ekspor ke luar negeri, dengan harga yang relative stabil dari spesies robusta, dan pergerakan harga yang lebih signifikan dari spesies arabika. Bertahan di $ 6-7/kg.
                Oleh karena itu terjadi pergeseran makna kopi dan ngopi itu sendiri di Indonesia. Kopi bukan hanya biji yang dibakar, digiling lalu diseduh. Kopi menjadi sebuah ladang usaha dan salah satu faktor pembangun gengsi. Bagaimana masyarakat Indonesia, dari mulai yang muda hingga yang tua, sangat gemar untuk menghabiskan waktu berlama-lama di warung kopi, dan memesan variasi kopi yang beraneka ragam. Kopi tubruk, espresso, longblack, dan berbagai macam jenis kopi manis yang saya tidak terlalu hafal jenisnya, karena saya kurang suka kopi dingin dengan creamer, foam, caramel, cokelat, es krim, dan entah dicampur apa lagi.
                Sering kali saya melihat peminum kopi yang kemudian gaya-gayaan dan posting foto yang dipesannya dan lalu ber-twitpic atau ber-instagram ria supaya seluruh dunia tahu dia sedang minum apa. Sungguh menyenangkan melihat apa yang mereka pesan, apa lagi sekarang banyak yang menyebutkan bahwa jenis kopi apa yang kamu pesan menggambarkan kepribadianmu.
                Jadi, kopi mempengaruhi apa saja? Mood, produktivitas, vitalistas, finansial, style, dan kepribadian. Kurang lengkap apa lagi coba? Dan Indonesia negara yang sangat kaya dengan banyak hal. Salah satunya kaya akan kopi. Bisa dibilang, surganya kopi.
                 Mari kita maksimalkan semua potensi yang ada di kopi. Supaya seluruh dunia tahu, kalau kopi Indonesia itu rasanya khas, bukan hanya kopi luwak saja. YUK, biar merasakan yang #palingIndonesia, kita seduh kopi toraja kalosi arabikanya lagi :)

Saturday, 23 June 2012

tali temali


          Jadi begini ceritanya… Ini adalah ujung simpul dari temali kusut yang rata-rata dibahas oleh teman-teman saya saat berbincang, bercerita, sharing atau….. curhat. Saya juga sebenarnya agak bingung sih. Komitmen itu apa. Oke. Mari kita buka kamus besar bahasa Indonesia.

Dia bilang:
ko·mit·men n perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu.

       Saya akan coba untuk urai lagi. Keterikatan. Kata dasarnya ikat. Keterikatan, dalam persepsi saya, artinya suatu ketidaksengajaan yang berubah menjadi adiksi. Berbahaya yah =))
          Komitmen, pertama dia terikat, lalu akhirnya ada perjanjian tertentu. Kyaaa. Ada term of condition-nya. Harus disepakati bersama berarti. Tapi terkadang banyak orang yang langsung main checklist si “I’ve read the term of condition” tanpa benar-benar di read, lalu dengan terburu-buru dan merasa sanggup untuk memenuhi ‘perjanjian’ yang bahkan mereka tidak tahu isinya apa. Lalu berujung pada common bullshit. Jadi wajar saja menurut saya banyak pasangan, (atau saya lebih suka menyebutnya partner). Bertengkar untuk hal-hal yang sifatnya kecil. Protes untuk sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Dan memperdebatkan hal-hal yang seharusnya bisa dibahas dengan lebh tenang.
      The thing is…. Mereka yang ragu, karena adanya pengalaman kurang mengenakkan dimasa lalu pada akhirnya bertanya pada saya. Isti bani. Yang menurut mereka bermasalah dengan komitmen, dan punya intimacy issue :|
Berlebihan.

Lalu terjadilah percakapan seperti ini pasca pembahasan hal-hal dimasa lalu (baca: curhat):

X: kamu.. akan menikah ga, ti?
I: Akan. Dan akan menyenangkan.
X: aku aja ga yakin. Kok kamu yakin gitu?
I: haha, maksudnya apa.
X: kamu kan takut komitmen.
I: pffft….. bitch please.

          Potongannya kira-kira begitu lah. Panjangnya saya enggan untuk menjabarkannya lebih lanjut, karena ujungnya saya akan banyak tertawa. Menertawakan diri sendiri, tentu saja. Mungkin dimata beberapa teman saya akan terdengar naif dan klise. Tapi… entah mengapa saya memang yakin saya akan bertemu dengan partner yang memenuhi hampir semua dari list di ideal type saya. Lalu menjalani hidu sebagai partner yang menyenangkan dan tepat guna.
          Mereka mungkin bilang mereka tidak yakin akan menemukan pasangan yang tepat, lalu saya akan berasumsi bahwa mereka tidak yakin akan menemukannya karena mereka sendiri tidak yakin dengan apa yang mereka cari.
       Sedangkan saya, rasanya saya cukup yakin. saya ingin berakhir menghabiskan hidup dengan partner yang seperti apa. Mungkin. Mungkin tidak akan berubah lagi. Atau mungkin berubah. Tergantung situasi. Saya kan anak perempuan situasional. Selalu berusaha untuk beradaptasi, atau memaksa lingkungan untuk beradaptasi dengan saya. Jadi, mungkin list di ideal type saya akan berubah seiring situasi, atau situasinya yang berubah. Kita tidak pernah tahu kan. Atau mungkin bahkan dia, ideal type saya ini sedang membaca tulisan saya yang kurang jelas ini. Hahahahaha..
     Jadi ideal type saya sedikit banyak berubah sejak pembahasan kita terakhir disini mengenai hal itu, sekitar satu tahun yang lalu. Yah satu tahun lebih lah.
          Saya rasa sekarang banyak yang berubah, saya pun berubah. Dalam beberapa hal saya menjadi lebih dewasa dan dibeberapa hal lain saya jadi lebih santai. Hubungan saya dengan oka-san juga lebih manis. Dan banyak ideal type saya pada akhirnya tersublimasi juga dengan ideal type oka-san. Santai. Yang penting tepat guna.
          Actually, beberapa dari list ideal type itu sebenernya adalah hal-hal yang ga masuk akal. Hal-hal sederhana yang secara unconscious membuat saya tersenyum. Hal-hal mendasar, atau detail-detail kecil.
Seperti…

  • Mau cuci piring sebelum tidur
  • Mengerti dongeng
  • Bukan eskapis
  • Golongan darahnya O atau AB
  • Bertoleransi dengan dosis kopi saya
  • Suaranya enak didengar
  • Banyak tertawa


….
….
….
And so on.

         Masih banyak hal-hal kecil lain. Beberapa masih sama seperti saat saya duduk di bangku SMA :)
       Satu lagi, mungkin karena saya adalah seorang aquarius, saya sangat…. Membutuhkan kebebasan, independensi. Biarkan saya memiliki otoritas. Dalam berhubungan pun saya tetap membutuhkan hal ini. Tapi percaya, independensi dan otoritas yang saya punya tidak akan membuat saya berlari, pergi, atau mendominasi. Saya hanya butuh sedikit jarak untuk bernafas. To keep things on my own.
      Partner yang bisa menjadi sahabat yang baik adalah hal yang sangat penting juga. Buat saya, mereka yang berjalan di jalan sebelah kananlah yang seharusnya menyebrang ke sebelah kiri. Bukan dari kiri, menyebrang ke kanan. Berbahaya, jalurnya beda, aturannya juga beda :|

"To have a boyfriend with boy friend’s materials."

Er.. kira-kira begitu.
yang bisa diajak berbagi lirik lagu i will follow you into the dark :)
Okay. nuff said i guess.

see you :) 

Thursday, 31 May 2012

FAQ : who are you?


Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang mungkin bisa membantu kamu menemukan tujuan hidup kamu…

1.       Apa yang membuat kamu tersenyum? (aktivitas, event, hobi, orang-orang, proyek, dll)
Hm…. Aktivitas. Saya banyak tersenyum ketika ngopi (klise). Tapi serius deh. Saya jadi pribadi yang lebih menyenangkan pasca kopi. Saya suka acara pameran, gig kecil yang menyenangkan. Saya suka mengobrol lama-lama di taman belakang sambil ngopi. Berbincang tentang apa saja. Saya suka merayakan sesuatu, merencanakan merayakan sesuatu. Saya suka baca. Saya suka menulis. Saya suka dongeng, saya suka mitos. Menggambar ketika depressive, dan jalan kaki ketika merasa begitu sendirian. Saya suka orang-orang yang santai dan menyenangkan. Berpikir progressive tapi ngga terburu-buru dan tetap berpandangan terbuka.

2.     Apa hal yang paling kamu suka lakukan di masa lalu? Bagaimana dengan sekarang?
Dulu saya paling suka pergi latihan teater. Itu sekitar delapan taun atau sepuluh tahun lalu, hehe. Berteriak dan bermain peran menjadi orang lain. Sejenak keluar dari diri sendiri dan bertransformasi. Kalau sekarang saya udah ngga main teater lagi. Berusaha untuk menulis naskahnya, dan pergi nonton teater kalau ada kesempatan. Remembering the good old time :) *sob*

3.       Kegiatan apa yang membuat kamu lupa waktu?
Er…. Jelas-jelas. Membaca. Saya lupa waktu kalau udah pegang buku. Bisa sangat menyebalkan karena jadi lupa makan dan tidur. Dan lupa bales sms hahahaha. Itu kalau bukunya menyenangkan tentu saja. Saya juga lupa waktu kalau udah pergi ngobrol di coffeeshop atau coffee and library sama orang yang menyenangkan. Orang menyenangkan versi saya beragam.

4.       Apa yang membuat kamu merasa hebat?
Hmmm pertanyaannya rancu kalau di translate ke bahasa Indonesia. Kesannya jadi narsis kalau saya jawab. Hahahaha. This is the real question: “what makes you feel great about yourself?”
Jawabannya ada beberapa. Saya mampu mengontrol emosi saya. Sumbu saya panjang, atau dalam kata lain, ngga gampang tersulut emosi. Untuk ukuran perempuan yang distereotipkan emosional, saya terhitung logis dan objektif. Dalam masalah yang menyangkut diri sendiri pun saya cenderung detach dari emosi dan berdikap seobjektif mungkin. Saya sociable walaupun sarkatis dan terkadang cuek. Tapi saya bisa jadi sangat peduli. Saya mandiri (oke, mungkin beberapa bakal teriak, “Ti, kamu manja!!! Ga sadar diri!”) hehe, defense: saya manja sama orang-orang tertentu :p

5.       Siapa yang menginspirasi kamu? (keluarga, teman, penulis, artist, siapa aja)
Maybe sounds cliché, tapi yang paling mengispirasi saya ya oka-san. Ibu saya keren parah :). Dia perempuan termandiri, terkuat, tersabar, dan ter-woles yang saya kenal. Memang di beberapa point dia ga woles dan begitu terburu-buru. Dengan pola yang kadang menurut saya konvensional, tapi da gimana lagi. Memang gitu, itu bawaan generasi. Tapi ibu sabar banget (punya anak macam saya dan kaka saya), tapi still breathing. Alhamdulillah.
Hm… saya ngga terlalu fanatic sama orang lain, tapi saya mengagumi kegigihan pramoedya ananta toer, dan dewi lestari. Atau kerandoman roadh dahl, dan kelembutan H.C Anderson. Dan ke-quirky-an Tim Burton. Dia ga peduli orang mau bilang apa, yang penting dia berkarya.

6.       Apa bakat kamu?
Err… the question was: “what are you naturally good at?”. Honestly, what am I naturally good at is sleeping in no proper time. Hahahhaha. Tapi…. Mungkin bakat saya secara natural adalah bicara. Hehe. art of conversation. Gitu kira kira. Linguistic lah istilahnya. Saya rasa saya bagus secara verbal maupun nonverbal. Tapi mungkin verbal saya bias sama sarkatis saya,jadi kadang ga enak didenger. Padahal itu sarkas Cuma bercanda. Apalagi kadang saya suka berdebat yang ga jelas, pointless, hanya karena saya pikir itu lucu. Atau saya melakukan itu untuk teasing. Hehe. Maap :D
Saya ga main musik, dan ga jago olahraga. Saya Cuma bersepeda, itupun jarang-jarang. And most of the time, running. Berlari. Dari kenyataan. Hahahahaha. No, no seriously.
Mungkin I’m good at organizing and planning things. *angkat kerah baju, feels like a boss.*

7.       What do people typically ask you for help in?
Udah desperate dan memutuskan buat berheti mentranslate pertanyaan-pertanyaan. Biasanya….. orang meminta bantuan saya untuk perkerjaan-pekerjaan yang membutuhkan kreativitas dan perencanaan, seperti: mengurus atau merencanakan sebuah acara. atau memilihkan kado yang tepat untuk orang yang tepat. merencanakan sebuah kejutan, ide apa yang bagus. Menulis. Atau arrange things. Dan… ofcourse mereka minta dibacain tarot (errr..)

8.       If you had to teach something, what would you teach?
Hm…. Saya akan mengajar… mata pelajaran… apresiasi. Kalaupun ada mata pelajaran atau matakuliah macam itu. saya ingin membawa orang-orang untuk berjalan, dan melihat sisi baik disetiap hal. What the good thing in everything. Dalam masalah, dalam ketidakteraturan. Dan lain-lain. Pergi nonton film, lalu mendiskusikan filmnya sambil tertawa atau menangis. Pergi ke pameran dan menginterpretasikannya sendiri. Pergi ke konser, teater, dan melihat refleksi diri sendiri ada diatas panggung. Menghargai hal-hal kecil dan berkembang dari sana. Mungkin saya ingin mengajarkan itu.

9.       What would you regret not fully doing, being or having in your life?
Saya menyesal saya berhenti main teater ketika smp dengan alesan di sekolah ngga ada ekskur teater. Lame banget. Dan saya juga menyesal saya berhenti main basket, dengan alesan nenek khawatir saya jatuh pasca operasi. Oleh karena itu, sekarang saya akan mensubtitusinya. Saya akan menulis dengan serius. Dan belajar dengan serius juga. Karena mungkin saya akan sangat menyesal kalau saya berhenti menulis. Katarsis dimana lagi, bro? bahaya.

10.    You are now 90 years old. Sitting on a rocking chair outside your porch. You can feel the spring breeze gently brushing against your face. You are blissful and happy, and are pleased with the wonderful life you’ve been blessed with. Looking back at your life and all that you’ve achieved and acquired, all the relationships you’ve developed, what matters to you most? List them out.

  •     My family. (especially oka san and abim)
  •     My friends
  •     Love ones
  •     Intellectual status
  •     Quality in what I’ve take a part in
  •     Recognition (people’s respect)
  •     Economic security

11.    What are your deepest values? Select 3 to 6 and prioritize the words in order of importance to you.

  •     Creativity
  •     Independence
  •     Power and authority
  •     Security
  •     Close relationships
  •     Knowledge
In order of importance: independence, security and knowledge.

12.    What were some challenges, difficulties and hardships you’ve oversome or are in the process of overcoming? How did you do it?
        Pertanyaannya sama pertanyaan praktikum interview yang dibuat sama anak-anak yang ngambil topik efikasi diri alias self efficacy. Hmm lemme think. Difficulties….. apa yah? Bingung. Jadi gini ceritanya…. Em… tetep bingung. Saya bukan tipe orang yang berpikir kesulitan adalah kesulitan. Ibaratnya kesulitan adalah jarak. Ya kalau tingkat kesulitannya tinggi, berarti itu jaraknya jauh. Kalau jauh ya udah, santai aja. Terus jalan. Suatu hari nanti akan sampai. Tujuan kan Cuma check point. Ketika kita sampai ke tujuan itu, aka nada tujuan lain. Dan kalau ngga sampai pun, tetap akan ada hal yang kita peroleh. Jadi? Bagaimana saya melakukannya? Santai. Carry on. Keep walking.

13.    What causes do you strongly believe in? connect with?
     Pertanyaan yang susah. Apa yang saya percayai?  Dengan sungguh-sungguh…. Hm…. Rese nih list pertanyaan. Bikin mikir. Makin lama makin susah pula. Apa ya. Hm……….. kepercayaan saya. Ilmu yang sedang saya pelajari. Apa lagi? Paling itu, value yang saya tulis di nomer 11.

14.    If you could get a message across to large group of people. Who would those people be? What would your message be?
     Ofcourse they would be young folks. Hahaha. Dan pesan saya mungkin akan : “SANTAI, BACA DULU, BRAY”. Maksud saya baca bukan cuma buku loh. Ya bagus sih buku. Tapi maksud saya disini, sebagai generasi selanjutnya, next generation di era postmodernisme ini….. kita harus pinter baca. Baca kode, situasi, kondisi, keadaan situasional sebelum mengambil sebuah keputusan dan kesimpulan. Please people, misinterpretation could ruin people’s life. Jadi? Santai. Jangan terburu emosi. Coba dianalisis secara lebih komprehensif… (cieeeeeee.) :| :| :|

15.    Given your talents, passions, and values. How could you use these resources to serve, to help, to contribute?
I’m kinda waiting this question. Saya akan belajar dengan lebih rajin. Lebih sering baca pemikiran orang-orang hebat. lalu berusaha dengan giat, keras, tekun, untuk menjadi seorang ilmuwan psikologi (mari amiinkan doa saya hehe), sekaligus psikolog yang tepat guna dan peka terhadap isu-isu social. Mampu untuk mendengarkan-memahami-dan berjuang untuk perubahan. Perubahan ke arah mana isti? Kearah yang lebih baik tentu saja :) (meskipun baik atau tidaknya itu tergantung pemahaman dan persepsi masing masing (er, i hate this statement) individu. Tapi, mari berusaha terus untuk menjadi pribadi yang mandiri dan bisa membantu orang lain menjadi mandiri. #tsaaaaaaaah #sokbetul.

p.s: saya nulis ini beberapa hari. pertanyaan 1-10 sambil ngopi. 11-15 ngga distimulus kafein. dijawab sambil hening di kamar. mencoba serius, tapi nampak ga begitu berhasil.
p.ss: laporan praktikum interview udah selesai. (tapi belum tau revisi apa ngga).
p.sss: katanya, kalau kesel simpen dipohon. biar ngga jadi psikosomatis, lalu migrain.
p.ssss: alhamdulillah :) 
p.sssss: bentar, bani refill cangkir kopi dulu.