Friday 12 April 2013

Sebaiknya, Bung Tanyakan Saja Sendiri pada Rumput yang Bergoyang

    Kepalanya berantakan. Gara gara satu pertanyaan di halaman ask.fm/banijump. Dan jangan tanya kenapa bikin ask.fm. Huhu, jadi ceritanya kemarin ada yang nanya, gimana menurut saya soal sosialisme demokrasi. Dijawablah kalau menurut saya itu isme kiri yang aman.
   Oke… detik mulai membanjiri isti bani yang melupakan soal pertnyaan itu dan mulai membaca bahan uts psikoterapi. Lalu sampai di bagian dimana Prof Tarjo bilang kalau psikoterpi ini tidak menggunakan metode pedagogis (secara tidak langsung menentang pendapat pencetus psikologi klinis), tapi salah satu jenis terapi ada yang re-educative therapy. Kan bingung yah. Paradoks. Semacam yang tadi tuh, sosialisme demokrasi. Komunal kok demokrasi. Apa konsep demokrasinya hanya sebagai pemanis? Apa pemaksaan penyamaan warna dalam kedok komunal ini ditutup dengan kata 'demokrasi'? Paradoks. Eh, loh. kok jadi kesitu lagi?
Okay, stop it you. Stop. Thinking. S....T....O...P and go get some sleep.
   Terus isti bani pergi tidur. Rencanaya tidur. Tapi malah mulai kembali berpikir soal sosialisme demokrasi. Gimana dia komunal, tapi tetep demokrasi. individual, independen, tapi attachment tinggi. Sebagai unit, tapi sub unit. Kenapa begitu abu-abu? Ih. 
   Oke, akhirnya isti bani ketiduran. Bangun subuh, mandi dan siap siap pergi ke kampus. Ada uts yang harus dihadapi, dan roleplay rorschach yang harus dijalani.
Pergi ke kampus… naik angkot. Oke, duduk  nyalain mp3 player dan mulai me-recall apa yang dibaca buat uts. ”Jadi tujuan psikoterapi adalah untuk memperkuat defense mechanism, isme…. Isme… jadi sosialisme demokrasi memang iya isme yang aman? Apa yang membuat dia aman? Gimana bisa dia aman? Dia semacam dua sisi mata pisau. Semacam menanam jinchuriki di Naruto atau Gaara. Memang bisa dia aman? Apa term and conditionnya supaya isme itu supaya jadi sumber sekuritas?”
Kan.. apa yang dipikirin ujungnya itu lagi mana sekarang dicampur Naruto. "Brain, please. Ini bukan saat yang tepat." bisik saya pada diri sendiri
   Mulai uts, sayup-sayup lagu les enfants du paradise dari world's end girlfriend berputar di pemutar digital. hmmm hening.. ada soal, apa perbedaan landasan filosofi eksistensialisme dan sosilogi dalam memandang hakikat manusia?
   Hm… eksistensialisme intinya dignity and worth, bagaimana individu menghargai dirinya sendiri, mengembangkan motif dan menjadi pribadi yang lebih baik.. kalau sosilogi apa ya…
Sosiologi, sosial… sosialisme demokrasi…. Memandang hakikat manusia sebagai.. individu yang bebas bertanggung jawab. Dimana individu memiliki kebebasan namun dibatasi oleh kebebasan orang lain. Oke… jadi ini bisa efektif? Tapi apa kebebasan itu subjektif? Apa dia bisa dikuantifikasi?
“lima menit lagi.”, kata bu tina tiba-tiba.
   OKAY. Kebut dulu ngerjain utsnya.
Ini aneh. Saya tidak suka jawaban saya di ask.fm, begitu superfisial. Iya isti bani kepalanya penuh msg gara gara kebanyakan makan cuankie. Jadi mikirnya datar sekali. -_-
   Dan isti bani juga gak suka kepalanya ribut seperti ini. Dimana sebuah pertanyaan meretas pertanyaan lain. Jika di kehidupan yang lalu syaa adalah kucing perliharaan Kurt Cobain, maka: Yes. Curiousity did kill the cat.

No comments:

Post a Comment