Thursday 21 February 2013

Debu Bintang di Konstelasimu


Halo apa kabar?
Iya, sekarang isti bani usianya ganjil 21 tahun. 21 angka ganjil kan? Jadi kalian gak usah repot-repot protes, haha. Isti bani menulis ini dalam kondisi dismenore, jadi kalau lebih ngelantur dari biasanya, mohon maklum ya.
Hari ini dapet kabar kalau nilai psikometri C. tapi memang saya gak pernah suka statistika, jadi ya sudah. Mari biarkan dia jadi C saja. Karena isti bani dan kurva bagai ikan koi dan ikan sapu-sapu. Ada di lingkungan yang sama tapi tidak berminat sama. 


Hari ini juga isti bani makin yakin kalau semesta adalah sebuah rahim seorang perempuan yang cantik. Di dalam rahim itu kita berenang bersama di kumparan konstelasi yang berujung melahirkan berjuta kontemplasi. Konstelasinya nggak cuma ada di langit, tapi juga di darat. Di tanah yang kita semua pijak. Dan di kumparan konstelasi yang membentuk sebuah pola yang sangat rumit tapi hampir tak pernah bertabrakan itu, hiduplah kita. Berdampingan, berimpitan dan beriringan dalam jalur-jalurnya yang linier. Dan suatu hari nanti mungkin di konstelasi yang kita pijak dan kita jalani, kita akan berpapasan dengan sebuah bintang. Yang terasa sangat nyata, menawarkan sesuatu yang rasa-rasanya begitu nyata. Tapi faktanya kan bintang yang berkerlip di langit itu meledak jutaan tahun yang lalu ya? Jadi kedipan dan cahaya yang kita lihat terjadi ribuan tahun lalu. Ada di masa lalu.

Nah, jika bintang yang kita temui ini konstelasinya ada di tanah, apa ceritanya akan berbeda? Apa dia sesuatu yang terjadi sekarang? Hari ini, saat ini, detik ini? sesuatu yang nyata dan bukan ilusi?

IH. Oke, cukup untuk hari ini. 

Selamat tidur nyenyak :)

"But you can skyrocket away from me. And never come back if you find another galaxy. Far from here with more room to fly. Just leave me your stardust to remember you by."

No comments:

Post a Comment