Thursday 28 April 2016

Surat Untuk Isti Bani: Satu yang Dibuat Ketika Merunut Pola

Ketika kamu membaca ini suatu hari nanti, ingatlah, bahwa hari ini, di usiamu, kamu kembali diperlihatkan banyak hal, lalu itu memantik beberapa hal untuk kamu pikirkan.

Kamu melihat banyak keluarga. Kamu melihat banyak ibu. Kamu melihat banyak ayah. Kamu melihat banyak istri. Kamu melihat banyak suami. Kamu melihat banyak anak. Kamu melihat banyak saudara.

Kamu melihat rumah. Kokoh, tegak, kuat, bolong, retak, reyot, ditopang.

Kamu melihat mereka. Datang, singgah, pergi, berganti.

Kamu melihat upaya, luka, kasih, siklus, pasang dan surut.

Sayang, kamu melihat bahwa sisi pasti selalu tak satu. Kamu pun melihat bahwa jalan menuju tujuan tak selalu satu. Kamu lihat mereka bercabang dan melahirkan banyak cara. Oleh karena itu, objektifitas, lapang, sabar, tekun, teliti, peka dan empati bukanlah hal yang bisa kamu pelajari dalam beberapa kedipan mata. Beberapa menit, beberapa jam, beberapa hari, beberapa pekan, beberapa bulan, beberapa tahun.

Jadi, berserahlah.

Kamu telah melihat kuasaNya ada di mana-mana, dan betapa tak ada yang luput dari genggaman jemariNya. Tak pernah ada yang terlalu kecil, terlalu besar, terlalu cepat atau terlalu lambat untukNya. Karena itu, berserahlah, Isti Bani.

Berserahlah, karena kamu sudah melihat bahwa hanya dengan berupaya dan berkeras hati tak cukup jadi kendaraanmu menuju hal yang kamu angankan. Berserahlah karena kamu kini tahu bahwa jalannya tak melulu satu.

Berserahlah karena kamu tahu, bahwa itu pernah mengantarkanmu pada hal-hal yang tak pernah kamu bayangkan sebelumnya, namun ternyata memperlihatkan begitu banyak sisi lain. Ternyata mengantarmu untuk terus belajar dan kembali memaknai hal-hal.

Berserahlah, karena kini kamu tahu bahwa akal dan hatimu tak akan sanggup untuk merangkum semua yang kamu temu, lihat, pikir dan rasa. Oleh karena itu kamu membutuhkan tuntunanNya dan cahayaNya untuk berjalan. Entah di keramaian atau pun dalam sunyi.

Berserahlah karena kamu tahu bahwa hanya dengan kasih sayang dan ampunanNya sajalah, kamu akan dilingkupi dengan ketenangan karena bisa berkumpul dengan orang-orang baik hati yang kamu kasihi di tempat yang baik kelak.

Berserahlah karena kamu tahu bahwa Dia pengasih, sehingga menciptakanmu sebagai perempuan dengan selera humor yang sangat receh, lengkap dengan satu paket manusia-manusia baik hati yang akan selalu menghina humormu namun akan tetap tertawa denganmu dan menyayangimu karena kasih sayangNya.

Berserahlah, karena kamu tahu bahwa tidak ada cara lain. Berserahlah, karena kamu tahu bahwa nikmat yang telah diberikanNya melimpah ruah membanjiri hidupmu. Berserahlah, karena kamu tahu bahwa cinta kasihNya tidak akan keliru dalam mengantarkanmu menuju yang paling baik. Berserahlah, karena kasih sayangNya akan menopangmu untuk bertahan. Berserahlah, karena cahayaNya akan melindungimu dan melingkupimu selalu.

Tertanda,
Dirimu ketika berusia 24 tahun 2 bulan dan kini mulai rindu wangi dan rasa kafein.



p.s: dibuat di antara tik tik tik bunyi hujan di atas genting dan di atas enyoy.
p.s.s: dibuat dengan latar Ahmad Al Shalabi mengaji Ar-Rahman.
p.s.s.s: dibuat sambil beberapa kali menatap si kelinci LED yang menerangi gua tempat tinggal monster alam bawah sadar.
p.s.s.s.s: terimakasih karena sejak awal saya didengarkan, sejak polanya begitu berantakan hingga kini mulai terlihat harmoni seperti jaring ibu laba-laba di tembok keraton putih~ sesuatu~ sesuatu~
p.s.s.s.s.s: menuju isti bani selalu sehat dan eling-eling umat 2016.

No comments:

Post a Comment