Monday 29 April 2013

Probabilitas


  Sampai waktu yang tidak di tentukan, isti bani memutuskan untuk berjalan sebentar dan meninggalkan rumah-rumahnya di dunia maya. Ada distorsi di kepala yang rasa-rasanya harus diselesaikan. Entah bagaimana caranya.
  Dan satu hal yang pasti, menyelesaikan bukan dengan cara menghabiskan waktu disini. Mungkin salah satu cara yang pertama kali harus dilakukan adalah memotong komunikasi.
Komunikasi dengan beberapa sisi.
  Bagaimana bisa seseorang yang begitu menahan marah, ingin memaki dan membenci orang-orang, dan meneriakan sesuatu yang gak begitu enak didengar telinga malah balik meneriakan, marah, dan membenci diri sendiri?
Membenci diri sendiri for being this naïve…
Marah pada diri sendiri for believing all of those cliché in life.
Marah karena membiarkannya tumbuh di dalam diri, dan mencuri sebagian oksigen.


  Kalau saya tidak berhenti bicara disini, mungkin saya tidak akan berusaha untuk menyelesaikannya, dan hanya akan mengeluh soal itu. Meskipun manusia diciptakan dengan sifat berkeluh kesah, sebisa mungkin saya akan menghindarinya. Saya akan merunut benang ini, dan menyelesaikannya. Meskipun ada yang bilang jika kita berputar dan balik arah, belum tentu kita ada di tempat dimana kita memulai perjalanan. But at least I try. I ought to try. Untuk pemahaman diri sendiri yang lebih baik. Untuk pemaknaan yang lebih baik. Karena makna selalu artifisial, jadi saya memutuskan untuk mencari makna baru.
  Sampai ketemu lagi, ketika saya dan ‘sense’ saya sudah kembali normal. Berhenti bangun dini hari, dan mulai menikmati tidur yang lebih baik.

p.s : temukan saya sedang mencarinya di ujung pelangi, di galaksi lain.

Friday 12 April 2013

Sebaiknya, Bung Tanyakan Saja Sendiri pada Rumput yang Bergoyang

    Kepalanya berantakan. Gara gara satu pertanyaan di halaman ask.fm/banijump. Dan jangan tanya kenapa bikin ask.fm. Huhu, jadi ceritanya kemarin ada yang nanya, gimana menurut saya soal sosialisme demokrasi. Dijawablah kalau menurut saya itu isme kiri yang aman.
   Oke… detik mulai membanjiri isti bani yang melupakan soal pertnyaan itu dan mulai membaca bahan uts psikoterapi. Lalu sampai di bagian dimana Prof Tarjo bilang kalau psikoterpi ini tidak menggunakan metode pedagogis (secara tidak langsung menentang pendapat pencetus psikologi klinis), tapi salah satu jenis terapi ada yang re-educative therapy. Kan bingung yah. Paradoks. Semacam yang tadi tuh, sosialisme demokrasi. Komunal kok demokrasi. Apa konsep demokrasinya hanya sebagai pemanis? Apa pemaksaan penyamaan warna dalam kedok komunal ini ditutup dengan kata 'demokrasi'? Paradoks. Eh, loh. kok jadi kesitu lagi?
Okay, stop it you. Stop. Thinking. S....T....O...P and go get some sleep.
   Terus isti bani pergi tidur. Rencanaya tidur. Tapi malah mulai kembali berpikir soal sosialisme demokrasi. Gimana dia komunal, tapi tetep demokrasi. individual, independen, tapi attachment tinggi. Sebagai unit, tapi sub unit. Kenapa begitu abu-abu? Ih. 
   Oke, akhirnya isti bani ketiduran. Bangun subuh, mandi dan siap siap pergi ke kampus. Ada uts yang harus dihadapi, dan roleplay rorschach yang harus dijalani.
Pergi ke kampus… naik angkot. Oke, duduk  nyalain mp3 player dan mulai me-recall apa yang dibaca buat uts. ”Jadi tujuan psikoterapi adalah untuk memperkuat defense mechanism, isme…. Isme… jadi sosialisme demokrasi memang iya isme yang aman? Apa yang membuat dia aman? Gimana bisa dia aman? Dia semacam dua sisi mata pisau. Semacam menanam jinchuriki di Naruto atau Gaara. Memang bisa dia aman? Apa term and conditionnya supaya isme itu supaya jadi sumber sekuritas?”
Kan.. apa yang dipikirin ujungnya itu lagi mana sekarang dicampur Naruto. "Brain, please. Ini bukan saat yang tepat." bisik saya pada diri sendiri
   Mulai uts, sayup-sayup lagu les enfants du paradise dari world's end girlfriend berputar di pemutar digital. hmmm hening.. ada soal, apa perbedaan landasan filosofi eksistensialisme dan sosilogi dalam memandang hakikat manusia?
   Hm… eksistensialisme intinya dignity and worth, bagaimana individu menghargai dirinya sendiri, mengembangkan motif dan menjadi pribadi yang lebih baik.. kalau sosilogi apa ya…
Sosiologi, sosial… sosialisme demokrasi…. Memandang hakikat manusia sebagai.. individu yang bebas bertanggung jawab. Dimana individu memiliki kebebasan namun dibatasi oleh kebebasan orang lain. Oke… jadi ini bisa efektif? Tapi apa kebebasan itu subjektif? Apa dia bisa dikuantifikasi?
“lima menit lagi.”, kata bu tina tiba-tiba.
   OKAY. Kebut dulu ngerjain utsnya.
Ini aneh. Saya tidak suka jawaban saya di ask.fm, begitu superfisial. Iya isti bani kepalanya penuh msg gara gara kebanyakan makan cuankie. Jadi mikirnya datar sekali. -_-
   Dan isti bani juga gak suka kepalanya ribut seperti ini. Dimana sebuah pertanyaan meretas pertanyaan lain. Jika di kehidupan yang lalu syaa adalah kucing perliharaan Kurt Cobain, maka: Yes. Curiousity did kill the cat.